BENTUK-BENTUK KONFLIK
Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini :
- Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan
menjadi konflik destruktuif dan konflik konstruktif
1. Konflik Destruktif
Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan
tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap
pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang
mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik Poso, Ambon,
Kupang, Sambas, dan lain sebagainya.
2. Konflik Konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik
ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam
menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus
dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya
perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.
b.
Berdasarkan Posisi Pelaku yang
Berkonflik
1. Konflik Vertikal
Merupakan
konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki.
Contohnya, konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah
kantor.
2. Konflik Horizontal
Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konflik yang terjadi
antarorganisasi massa.
3. Konflik Diagonal
Merupakan konflik yang terjadi
karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya konflik yang terjadi di Aceh.
c.
Berdasarkan Sifat Pelaku yang
Berkonflik
1. Konflik Terbuka
Merupakan konflik yang diketahui oleh
semua pihak. Contohnya konflik Palestina dengan Israel.
2. Konflik Tertutup
Merupakan konflik yang hanya diketahui oleh
orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.
d. Berdasarkan
Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat
1. Konflik Sosial
Merupakan konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini
dapat dibedakan menjadi konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal.
Konflik ini seringkali terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang yang
tidak bertanggungjawab.
§ Konflik Sosial Vertikal
Yaitu konflik
yang terjadi antara masyarakat dan negara. Contohnya kemarahan massa yang
berujung pada peristiwa Trisakti (12 Mei 1998)
§ Konflik Sosial Horizontal
Yaitu konflik
yang terjadi antaretnis, suku, golongan, atau antarkelompok masyarakat.
contohnya konflik yang terjadi di Ambon.
2. Konflik Politik
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang
berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya konflik yang terjadi antarpendukung suatu
parpol.
3.
Konflik
Ekonomi
Merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber
daya ekonomi dari pihak yang berkonflik. Contohnya konflik antar
pengusahaketika melakukan tender.
4. Konflik Budaya
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya
dari pihak yang berkonflik. Contohnya adanya perbedaan pendapat antarkelompok
dalam menafsirkan RUU antipornografi dan pornoaksi.
5.
Konflik
Ideologi
Konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini
oleh seseorang atau sekelompok orang. contohnya konflik yang terjadi pada saat
G 30 S/PKI
e. Berdasarkan Ciri Pengelolaannya
1. Konflik
anterindividu
Merupakan tipe yang
paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang
paling tinggi. Konflik dapat muncul dari dua penyebab, yaitu karena kelebihan
beban atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan. Dalam
kondisi pertama seseorang mendapat beban berlebihan akibat status yang dimiliki, sedang dalam kondisi yang
kedua seseorang memang tidak memiliki kesesuaian yang cukup untuk melaksanakan
peranan sesuai dengan statusnya. Perspektif konflik interindividu mencakup tiga
macam situasi alternatif berikut :
§ Konflik
pendekatan-pendekatan; seseorang harus memilih diantara dua buah
alternatif behavoir yang sama-sama
atraktif.
§ Konflik
,enghindari-menghindari; seseorang dipaksa
untuk memilih antara tujuan-tujuan yang sama-sama tidak atraktif dan
tidak diinginkan.
§ Konflik
pendekatan-menghindari multipel; seseorang menghadapi kemungkinan pilihan
kombinasi multipel.
2. Konflik
antarindividu
Merupakan konflik yang terjadi anatr
seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang substantif,
menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan, atau bersifat emosional,
menyangkut perbedaan selera, dan perasaan like/ dislike. Setiap orang pernah
mengalami situasi konflik semacam ini, ia bnayak mewarnai tipe-tipe konflik
kelompok maupun konflik organisasi. Karena konflik tipe ini berbentuk
konfrontasi dengan seseorang atau lebih, maka konflik antar individu ini juga
merupakan target yang perlu dikelola secara baik.
3. Konflik
Antarkelompok
Merupakan konflik yang banyak dijumpai
dalam kenyataan hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidp dalam
kelompok-kelompok. contohnya, konflik antar kampung.
Dibawah
ini merupakan bentuk-bentuk konflik lainnya menurut beberapa tokoh :
Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk khusus
konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik
pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan
konflik yang bersifat internasional.
1.
Konflik
pribadi, yaitu
konflik yang terjadi di antara orang perorangan karena masalah-masalah pribadi
atau perbedaan pandangan antarpribadi dalam menyikapi suatu hal. Misalnya
individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan dalam keluarga.
2.
Konflik
politik, yaitu
konflik yang terjadi akibat kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara
seseorang atau kelompok. Seperti perbedaan pandangan antarpartai politik karena
perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing.
Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye.
3.
Konflik
rasial, yaitu
konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya
kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antara
orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras (rasialisme)
di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
4.
Konflik
antarkelas sosial, yaitu
konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di antara
kelaskelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara buruh dengan
pimpinan dalam sebuah perusahaan yang menuntut kenaikan upah.
5.
Konflik
yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara
(blok) karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya konflik antara
negara Irak dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa negara besar.
Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan
bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut :
1. Konflik antara atau yang terjadi
dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran
adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi harapanharapan yang berlawanan
dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok-kelompok
sosial.
3. Konflik antara kelompok-kelompok
yang terorganisir dan tidak terorganisir.
4. Konflik antara satuan nasional,
seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi internasional.
Sedangkan Lewis A. Coser membedakan
konflik atas bentuk dan tempat terjadinya konflik.
1.
Konflik
Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, kita mengenal konflik realistis dan
konflik nonrealistis.
a. Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari
kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutan-tuntutan maupun
perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan-hubungan sosial.
Misalnya beberapa orang karyawan melakukan aksi mogok kerja karena tidak
sepakat dengan kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan.
b. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal
dari tujuan-tujuan saingan yang bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk
meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. Misalnya penggunaan
jasa ilmu gaib atau dukun dalam usaha untuk membalas dendam atas perlakuan yang
membuat seseorang turun pangkat pada suatu perusahaan.
2.
Konflik
Berdasarkan Tempat Terjadinya
Berdasarkan tempat terjadinya, kita
mengenal konflik in-group dan konflik out-group.
a.
Konflik
in-group adalah
konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri. Misalnya
pertentangan karena permasalahan di dalam masyarakat itu sendiri sampai
menimbulkan pertentangan dan permusuhan antaranggota dalam masyarakat itu.
b.
Konflik
out-group adalah
konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu
kelompok atau masyarakat lain. Misalnya konflik yang terjadi antara masyarakat
desa A dengan masyarakat desa B.
Masih ada lagi ahli sosiologi yang
memberikan klasifikasi mengenai bentuk-bentuk konflik yang terjadi dalam
masyarakat, yaitu Ursula Lehr. Ursula Lehr membagi konflik dari
sudut pandang psikologi sosial. Menurutnya, apabila dilihat dari sudut pandang
psikologi sosial, maka konflik itu dapat dibedakan atas konflik dengan orang
tua sendiri, konflik dengan anak-anak sendiri, konflik dengan sanak saudara,
konflik dengan orang lain, konflik dengan suami atau istri, konflik di sekolah,
konflik dalam pekerjaan, konflik dalam agama, dan konflik pribadi. Perhatikan
bagan berikut ini :
- Konflik dengan orang tua sendiri, terjadi akibat situasi hidup bersama antara anak dan orang tua, di mana antara perbuatan anak dengan keinginan orang tua terkadang tidak sejalan. Contohnya anak yang tidak mengikuti kehendak ibunya untuk masuk jurusan Ilmu Alam pada kelas XI ini, dan dia lebih memilih masuk jurusan Ilmu Sosial, karena bakat dan minatnya menunjukkan ke Ilmu Sosial.
- Konflik dengan anak-anak sendiri, terjadi sebagai reaksi atas perilaku anak yang tidak sejalan dengan keinginan orangtuanya. Pada umumnya orang tua akan memberikan tanggapan secara berlebihan atas perlawanan yang dilakukan si anak. Misalnya dengan menghukum dan mengurangi hakhak si anak. Apabila anak memberikan reaksi negative terhadap tanggapan tersebut, maka terjadilah konflik antara orang tua dengan anak.
- Konflik dengan sanak keluarga, dapat terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang. Dalam konflik bentuk ini, seseorang akan mengalami konflik dalam rentang masa sesuai dengan usia dan tingkatan kehidupannya. Misalnya, di waktu kanak-kanak atau masa remaja, biasanya konflik terjadi dengan keluarga terdekat, seperti dengan orang tua atau saudara kandung. Begitu menginjak masa perkawinan dan keluarga, konflik akan meluas dan melibatkan keluarga dari istri atau suami.
- Konflik dengan orang lain, muncul dalam hubungan social dengan lingkungan sekitarnya, seperti tetangga, teman kerja, teman sekolah atau yang lainnya.
- Konflik dengan suami atau istri, umumnya timbul sebagai akibat adanya kesulitan yang dihadapi dalam perkawinan atau rumah tangga. Misalnya masalah keuangan, pembagian tugas mengatur rumah tangga, dan lain sebagainya.
- Konflik di sekolah, umumnya terjadi akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus sekolah, konflik yang terjadi karena hubungan yang tidak harmonis antara guru dengan murid, dan lain sebagainya.
- Konflik dalam pekerjaan, timbul karena pekerjaan itu sendiri, seperti membosankan atau terlalu berat. Atau bisa juga karena terjadi konflik dengan teman sekerja, pimpinan, dan lain sebagainya.
- Konflik dalam agama, umumnya berhubungan dengan perilaku-perilaku, hakikat, dan tujuan hidup menurut kaidah-kaidah agama. Misalnya perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agama seperti memfitnah, berdusta, mencuri, dan lain-lain.
- Konflik pribadi, dapat muncul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan, atau tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
29 April 2016 pukul 06.40
postingan yang sangat bagus sekali, kalau boleh saya tau teori dari Ursula Lehr anda mengambilnya dari bukunya yg berjudul apa?
26 Maret 2017 pukul 14.45
terima kasih sangatlah membantu bagi saya.
menurut saya materinya cukup lengkap dan mudah dimengerti oleh orang yang sudah membacanya. seperti saya sebagai pemula
14 Mei 2017 pukul 05.23
makasih sangat" membantu ....
20 Mei 2017 pukul 00.07
Terima kasih, ini sangat membantu
14 Agustus 2017 pukul 16.49
Maaf kak dua pragaraf diatas ada sumbernya gak?
11 Oktober 2017 pukul 23.56
Untuk poin ke dua(B) yang berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik bersumber dari bukunya siapa ya ?
8 November 2018 pukul 20.00
Kaga ada ka
26 November 2018 pukul 00.38
butuh banget nih, sumbernya dari mana aja ya ka?
5 Desember 2018 pukul 14.46
Kontol
6 Desember 2018 pukul 14.39
Ursula lehr judul bukunya"Konflikt, seelische Belastung und Lebensalter"
15 September 2019 pukul 12.15
Terimakasih kak, sangat bermanfaat.
1 Oktober 2019 pukul 17.01
design blognya keren banget dan ngebantu banget
13 Oktober 2019 pukul 18.02
hmm
15 Januari 2020 pukul 17.27
Jancok asu bedes celeng taek kontol bajingan
20 Januari 2020 pukul 22.06
SMA 1 SOPPENG YANG KOMEN YA
20 Januari 2020 pukul 22.07
Kontl
20 Januari 2020 pukul 22.07
Nama saya Reski Reza
20 Januari 2020 pukul 22.07
RAFLI LONTE SUKA TUSUK BOOLNYA PAK'DE
20 Januari 2020 pukul 22.08
Reski Reza asu
20 Januari 2020 pukul 22.09
Emut kntl gw dungs
20 Januari 2020 pukul 22.09
A.tarawu asu
20 Januari 2020 pukul 22.09
MAAF GAES
20 Januari 2020 pukul 22.09
Anjyy
20 Januari 2020 pukul 22.10
Fauzi kntl
20 Januari 2020 pukul 22.10
Agaje
20 Januari 2020 pukul 22.10
Laso loppo
20 Januari 2020 pukul 22.10
Adakah berrrrr
20 Januari 2020 pukul 22.10
JANGAN LUPA COLI
20 Januari 2020 pukul 22.11
Combi mabenge
20 Januari 2020 pukul 22.11
ALVIANO REMIX
20 Januari 2020 pukul 22.12
fauzi x satpam sekolah
20 Januari 2020 pukul 22.12
Awowkwkwkw
20 Januari 2020 pukul 22.12
COMBI MA GAMBONG
20 Januari 2020 pukul 22.13
Awowkwkwk
20 Januari 2020 pukul 22.13
Ma Cacing Jembutna
20 Januari 2020 pukul 22.14
Asuu
20 Januari 2020 pukul 22.14
Adakah combits
28 Januari 2020 pukul 17.27
TRIMA KASIH ATAS INFORMASINYA
27 Januari 2021 pukul 16.23
Terimakasih