HUBUNGAN STRUKTUR SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas
sosial merupakan perpindahan status atau kedudukan dari satu lapisan ke lapisan
yang lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosial yang
berdimensi vertikal, artinya mudah atau tidaknya seseorang melakukan mobilitas
sosial tergantung pada struktur sosial masyarakatnya.
Apabila
masyarakat tersebut memiliki struktur sosial yang kaku, maka kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial sangat tipis dan hal ini terjadi pada masyarakat
yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup. Sedangkan pada masyarakat
dengan struktur sosial yang luwes terjadinya mobilitas sosial sangatlah besar,
hal ini terjadi pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial
terbuka. Oleh sebab itu mobilitas sosial erat kaitannya dengan stratifikasi sosial,
terutama mobilitas sosial vertikal.
- Mobilitas Sosial Dalam Sistem Startifikasi Sosial Terbuka
Masyarakat
yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para
anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosil vertikal
yang terjadi dapat berupa social climbing atupun social sinking. Hal ini
terjadi karena dalam masyarakat yang berstratifikasi sosial terbuka, komunikasi
antaranggota masyarakat dari berbagai strata bersifat terbuka serta proses
komunikasi dan perubahan berjalan lebih lancar. Misalnya pada masyarakat
modern.
Mobilitas
sosial dapat bergerak naik ataupun bergerak turun dari satu strata ke strata
yang lain. Namun, ada beberapa prinsip umum dalam mobilitas sosial vertikal.
Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
- Tidak ada satupun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
- Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan.
- Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
- Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.
- Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang berkelanjutan tentang bertambah atau berkurangnya laju mobilitas sosial
- Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial yang tertutup
Pada
masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial yang tetutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena
masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya pada
masyarakat suku Badui Dalam, begitu juga dengan masyarakat yang manganut sistem
kasta seperti di Bali.
Dari
uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi
pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat
seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Referensi
:
Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
6 April 2017 pukul 06.24
terimakasih atas informasinya, setidaknya bisa membantu saya...