PENGARUH BENTUK-BENTUK STRUKTUR SOSIAL DALAM FENOMENA KEHIDUPAN MASYARAKAT
Menurut sosiologi J. Nasikun bahwa
struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dilihat secara horizontal dan
vertikal. Secara horizontal, struktur sosial masyarakat Indonesia ditandai oleh
adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,
agama, dan adat istiadat. Perbedaan secara horizontal dikenal dengan istilah
diferensiasi sosial. Sedangkan secara vertikal struktur sosial masyarakat
Indonesia ditandai oleh adanya pelapisan-pelapisan sosial yang cukup tajam
(stratifikasi sosial) adanya stratifikasi sosial akan membawa pengaruh pada
kehidupan masyarakat. berikut ini adalah beberapa pengaruh dari adanya
diferensiasi dan stratifikasi sosial.
1.
Pengaruh Diferensiasi Sosial
Kemajemukan sosial atau
diferensiasi sosial dalam masyarakat akan membawa pengaruh baik yang bersifat
positif maupun yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut :
a.
Primordialisme
Primordialisme adalah suatu paham
yang menganggap bahwa kelompoknya labih baik dibanding dengan kelompok lain.
Dalam masyarakat yang majemuk paham primordialisme hampir sellu terjadi. hal
ini karena adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu
kelompok sosial, serta adanya keinginan untuk memelihara keutuhan kelompoknya.
Contoh primordialisme dalam
masyarakat adalah adanya praktik nepotisme dalam merekrut atau menempatkan
orang-orang yang berasal dari daerah atau suku bangsa yang sama dalam sebuah
organisasi atau perusahaan,
Segi positif paham ini adalah
dapat mengikat dan memperkuat ikatan suatu kelompok terutama dalam menghadapi
ancaman dari luar. Sedangkan segi negatifnya adalah membangkitkan prasangka dan
permusuhan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham atau tidak sama dengan
kelompoknya. Hal tersebut rawan terhadap munculnya konflik sosial.
b.
Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah kecenderungan
yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai
suatu yang prima, yang terbaik, mutlak dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk
membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme nampaknya merupakan gelaja sosial yang bersifat
universal dan secara tidak sadar telah kita lakukan. Dengan demikian
etosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menilai atau membandingkan
budaya yang satu dan yang lainnya. Etnosentrisme merupakan bisa dibilang dasar
ideologi dari chauvinisme pada saat era seorang Hittler karena menganggap
bangsanya ( Jerman ) merupakan bangsa yang paling kuat, tangguh dan berkuasa.
Seperti halnya primordialisme, etnosentrisme dapat menjadikan ikatan
kelompoknya semakin kuat, bahkan dapat menimbulkan semangat kebangsaan atau
semangat patriotisme. Namun, disisi lain etnosentrisme dapat menimbulkan
konflik antargolongan atau kebudayaan.
c.
Sektarian ( Politik Aliran )
Sektarian atau politik aliran
merupakan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh
sejumlah organisasi massa baik formal maupun informal yang menjadi pengikutnya.
Biasanya dalam politik aliran ada pengikat di antara anggotanya berdasarkan
persamaan ideologi. Miaslnya, perpol PKB dikelilingi ormas-ormas NU. Politik
aliran dalam masyarakat yang majemuk rawan terhadap terjadinya konflik antara
kelompok-kelompok yang ada.
2.
Pengaruh Stratifikasi Sosial
Konsekuensi stratifikasi sosial
menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam strata
sosial tertentu berdasarkan kekuatan, privelese, dan prestise. Perbedaan sikap
tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang sesuai dengan strata sosialnya.
Pola hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara
berbicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi.
a.
Cara berpakaian
Seseorang yang tergolong dalam
strata sosial atas dapat dilihat dari gaya busananya. Biasanya orang-orang
kelas atas menggunakan busana dari perancang dalam negeri maupun luar negeri
yang ternama. Sedangkan mereka yang termasuk strata sosial menengah ke bawah,
lebih memilih menggunakan busana produksi dalam negeri. Begitupun dalam
aksesoris lainnnya seperti sepatu, tas, jam tangan, akan berbeda antara
orang-orang lapisan atas dengan orang-orang lapisan bawah.
b.
Tempat tinggal
Umumnya masyarakat kelas atas
akan membangun rumah besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang indah.
masyarakat kelas atas lebih menyukai tinggal dikawasan elite yang dilengkapi
dengan berbagai fasilitas modern, contohnya kawasan kota wisata Cibubur, Pondok
Indah, dan lain sebagainya. Sedangkan orang-orang yang tergolong strata menengah
lebih memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana, bahkan ada juga yang
memilih tinggal dirumah susun karena alasan ekonomi.
c.
Cara Berbicara
Cara berbicara orang-orang yang
tergolong strata atas berbeda dengan orang-orang yang berada dalam strata
bawah. Mereka yang termasuk dalam golongan strata atas memiliki gaya bicara
yang sering mengadaptasi istilah-istilah asing serta penuh dengan etika
kesopanan. Sedangkan bagi orang-orang yang berada dalam strata bawah memilih
gaya bicara yang tidak terlalu memperhatikan etika dan terkadang mengeluarkan
kata-kata yang kurang sopan.
d.
Pendidikan
Pendidikan menjadi faktor penting
yang harus dilalui oleh masyarakat yang tergolong strata atas. Umumnya mereka
memilih memasukkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah ataupun
universitas-universitas di luar negeri. Sedangkan bagi masyarakat yang
menduduki pelapisan bawah lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di
sekolah dalam negeri.
e.
Kegemaran dan
rekreasi
Menyalurkan hobi
atau kegemaran serta berekreasi merupakan hal-hal yang diperhatikan oleh
masyarakat yang berada dalam pelapisan atas. Biasanya orang-orang yang berada
dalam strata atas memilih olahraga yang eksklusif seperti golf, balap mobil,
dan lain sebagainya, serta menyalurkan hobi seperti main piano, mengoleksi
benda-benda mahal. Begitu pula dengan rekreasi, mereka lebih memilih berekreasi
ke luar daerah atau bahkan luar negeri. Sedangkan bagi masyarakat yang
tergolong strata bawah, lebih memilih hobi dan tempat rekreasi yang tidak
terlalu banyak mengeluarkan banyak biaya seperti bermain sepak bola, dan
berekrasi ke tempat yang dekat dengan tmepat tinggal.
Stratifikasi sosial dapat berfungsi
sebagai berikut :
1. Distribusi
hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat
kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
2. Sistem
pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut
prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah
penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.
3. Penentu
lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian
dan bentuk rumah.
4. Tingkat
mudah tidaknya bertukar kedudukan.
5. Alat
solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
Dampak adanya stratifikasi sosial:
Dampak
Positif : Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan
terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian
mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.
Dampak
Negatif : Dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan perasaan iri.
Referensi :
Taufik Rohman Dhohiri. 2007. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan
Masyarakat. Jakarta : Yudhistira.
0 Response to "PENGARUH BENTUK-BENTUK STRUKTUR SOSIAL DALAM FENOMENA KEHIDUPAN MASYARAKAT"
Posting Komentar